Cara Melaksankan Shalat Gerhana - Gerhana merupakan suatu fenomena alam yang terjadi dengan jenjang waktu tertentu, fenomena ini merupakan fenomena yang jarang terjadi dan sangat langka, saat terjadi gerhana ini, kita sebagai ummat muslim disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunat, dan disini kami akan memberikan sedikit ilmu untuk sahabat muslim semua tentang bagaimana kit akan melaksankan shalat gerhana ini.
Gerhana merupakan sebuah fenomena astronomi yang terjadinya apabila sebuah benda angkasa bergerak menuju ke bayangan benda angkasa lain. dengan Istilah ini, pada umumnya digunakan untuk fenomena gerhana Matahari ketika terjadi posisi Bulan yang terletak di antara Bumi dan juga Matahari, atau fenomena gerhana bulan yang saat sebagian atau keseluruhan fari penampang Bulan yang tertutup oleh bayangan Bumi ini.
Di dalam Islam, umat Muslim yang mengetahui terjadinya gerhana baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari, maka kita sebagai hamba muslim disunnahkan untuk melakukan salat kusuf (salat gerhana).
Shalat gerhana merupakan salah satu dari beberapa shalat sunnah, shalat gerhana ini dilaksanakan dua raka’at yang kita kerjakan pada waktu terjadinya gerhana, baik yang terjadi itu adalah gerhana matahari ataupun itu gerhana bulan. dalam pelaksanaannya, ada dua kali berdiri dan dua kali ruku’ pada tiap-tiap raka’at shalat gerhana.
Cara pelaksanaan shalat gerhana agak sedikit berbeda dengan shalat-shalat sunnah yang lain. Maka demikian, pada kali ini, kami akan berbagi dengan anda semua tentang bagaimana cara pelaksanaan shalat gerhana ini.
CARA MELAKSANAKAN SHALAT GERHANA
1. Kita niat untuk shalat sunnah gerhana untuk dua raka'at
2. kemudian Takbiratul ihram
3. Membaca berdo’a dengan doa iftitah dan berta’awudz, kemudian kita akan membaca surat Al Fatihah
4. dan selanjutnya kita Ruku’ (dengan memperbanyak membaca tasbih)
Dalam melaksanaan ruku’ shalat gerhana, disunnahkan untuk baca tasbih dengan banyak. Sebagaimana yang tersebut dalam kitab kifayatul akhyar dalam juz. 1, dan pada halaman 157 yang bahwa kita ini disunnahkan pada ruku’ pertama untuk memperbanyak bacaan tasbih sehingga kadarnya setara 100 ayat dari dalam surah al-baqarah.
Kemudian untuk ruku’ yang kedua kita juga memperbanyak bacaan tasbih sehingga kadarnya setara kira kira dengan 80 ayat dari kadar surah al-baqarah.
Pada ruku’ ketiga memperbanyak tasbih kira-kira kadarnya setara dengan 70 ayat surah al-baqarah, dan pada ruku’ ke empat memperbanyak tasbih sehingga kira-kira kadarnya setara dengan 50 ayat surah al-baqarah.
5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
6. Setelah i’tidal tidak langsung sujud, namun membaca surat Al Fatihah setelahnya.
7. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ yang kedua, juga dengan bacaan tasbih yang banyak)
8. Kemudian kita bangkit dari ruku’ (i’tidal)
9. Kemudian kita sujud yang panjang ruku sebagaimana pada ruku’, lalu kita duduk di antara dua sujud dan kemudian sujud kembali.
10. Kemudian kita bangkit dari sujud dan lalu mengerjakan raka’at yang kedua sebagaimana raka’at yang pertama.
11. Tasyahud yang akhir, dan
12. Salam.
Adapun perkara yang sunnah jihar atau tidak, terdapat perbedaan pendapat para ulama. Ulama yang bermazhab malik dan juga imam ahmad bin hanbal yang berpendapat bahwa sunnah untuk menjiharkan ( mengeraskan ) suara, sementara untuk ulama mazhab syafi’i yang berpendapat sunnah untuk siir (mengecilkan suara).
0 Comments